Rabu, 12 Oktober 2011

behind the scene (1) (Cerber-cerita bersambung)


Behind the scene

“ Telat lagi “ sasha membuka pintu mobil dan menghela napas panjang.
“ Sorry “ ucapku singkat. Sasha hanya mengeleng-gelengkan kepalanya.
“ Ya udah..cepetan ganti baju”. Sasha memberiku kostum pakaian yang akan di kenakan untuk scene film terakhirku.
“ Action”
            “ Hidup itu masih panjang , jika ku hanya menghabisi waktu aku dengan bersedih kapan aku bisa maju. Cinta kita mungkin tidak akan bisa disatukan. Tapi aku berharap ikatan yang sudah terjalin sudah lama tidak akan hilang di telan waktu. Terima kasih kau telah menjadi bagian dari hidup aku.” Ku berjalan jauh dengan membawa koper menuju arah bandara.
            “ Tasya…..!!” suara lirih pria yang ku tinggali memandang tajam dan air matanya ku lihat jelas menetes di matanya.
“ Yup…good…..” Pak Bayu sebagai sutradara film ku tersenyum bangga ke arahku.
“ Bagus za’ saya bangga , sampai scene terakhir pun kamu bisa berakting maksimal , walaupun kamu sering telat datang syuting” senyum tersindir kearah ku. Hihi jadi malu suka telat.. gumamku
“ Berarti sudah selesai tugasku..wuahh saatnya liburan” ucapku senang. Tak berapa lama Sasha asistenku muncul.
“ Maaf za’…! Sesaat aku terheran.
“ Kenapa”
“ Setelah ini  ada syuting film lagi”
“ Apa…..”Raut muka ku berubah seketika. Yang tadinya senang akan ada liburan panjang , tetapi malah  harus menjalani syuting lagi.
“ Iya …dari pa heru “mendengar kata heru membuatku kesal tuh manager memang harus diganti..Berulang kali aku selalu bilang harus konfirmasi dulu kalo ada tawaran film.
“ Trus gimana” sasha menanyakan kejelasanku. Setelah aku terdiam lama.
“ Ya dah lah . Dari PH mana filmnya?”
“ Alfa Pictures” jawab Sasha yang membuat aku sedikit terkejut.
“Alfa Pictures??” Tanyaku lagi.
“ Ya..PH yang terkenal itu.”
Kenapa harus PH itu. Ingatanku  tertuju pada 3 tahun yang lalu. Saat itu aku masih belum menjadi apa-apa. Aku hanya seorang Mahasisiwi baru yang hanya mencoba keberuntunganku di dunia acting.
“ Nama?”seorang pria dengan kaca mata hitamnya menanyakan nama padaku. Dia adalah seorang manager artis kenamaan. Dimana tempat yang kutuju adalah di sebuah PH yang terkenal kala itu.
“ Filza Ardina”
“ Pernah ikut casting sebelumnya?”
“ Belum pernah”
“ Umm ..Ok..kalo gitu masuk ke ruangan yang sebelah kiri”.
 “ makasih”.
Aku berjalan menuju ruangan ke sebelah kiri. Di ruangan sebelah kiri tertera new comer. Sedangkan di ruangan sebelah kanan tertera di pintu masuk artis/actor. Kemungkinan di bedakan untuk new comer dan yang sudah lama memang menjadi artis. Aku memberanikan diri berjalan masuk. Umm..ternyata bukan aku saja yang ada di ruangan ini. Sekitar 20 orang duduk menunggu giliran untuk di panggil. Semuanya cantik-cantik. Ada yang berpakaian seksi, casual, dan elegan. Sepertinya hanya aku saja yang  seadanya dalam segi pakaian.
“ Hi “ seorang gadis cantik dengan tinggi semampai menyapaku. Aku tersenyum kearahnya. Akupun duduk di sampingnya.
“ Aku Alya “ Dia menyodorkan tangannya.
“ Filza” kami pun berkenalan. Diantara yang lain Cuma alya ini agaknya sedikit ramah padaku. Yang lain hanya acuh tak acuh memandangku.
Hingga tak berapa lama kami larut dalam percakapan yang panjang.
“upz sampai aku lupa , sekarang giliran aku”Alya berdiri menoleh pria yang memanggilnya untuk casting.
“doain ya” ucapnya pergi memasuki ruang casting.
“ ya,..goodluck ya J”. Dia pun melambaikan tangan kearahku.
Sambil menunggu aku minum aqua botol yang kubawa di tas. Huff mulai deh aku grogi.
Satu jam kemudian ….Alya keluar ruangan.
“Gimana?”
“ yeah..aku di terima “
“ Selamat ya….”Aku tersenyum senang.
“ Ya..makasih ya..oia aku pergi dulu ya za’ ada urusan nh , sorry ya ga bisa bareng ?’
“oia gpp kok”
“ kapan” kita bisa jalan bareng ya”
“ sipp” ucapku mengantarkan dia keluar ruangan.
Tak lama kemudian giliran aku yang  di panggil. Huff mulai deh detak jantung berdetak hebat. Apa bisa aku lolos casting. Ku melangkah ke ruangan.
            Ada empat orang yang duduk diantara meja besar. Yang pertama pria dengan baju kotak-kotak.Dia seorang sutradara yang terkenal. Yang kedua pria dengan badan yang besar, seingatku dia produser kenamaan. Yang ketiga pria  berbadan kurus dengan raut wajah yang serius. Dia adalah actor yang sudah lama berkecimpung di dunia hiburan. Yang terakhir pria dengan wajah tampan dan memakai topi. Ku tak begitu mengenali pria bertopi itu. 
            “ Sebelumnya sudah ada pengalaman di bidang acting?”pria berbadan besar bertanya kearahku
“ Belum”
“oh..”
“ Apa tujuan kamu untuk ikut terjun k dunia hiburan, apa untuk menjadi terkenal”
“Bukan ”
“lalu” Pria bertopi itu bertanya dengan serius.
“ Ingin dapat uang untuk kuliah” Sejenak semuanya tertegun dengan jawabanku yang mungkin agak jujur.
“ hanya itu..kenapa?”
“Karena bagiku ketenaran bukan segalanya . Aku lebih suka dikenal dengan pekerja keras untuk uang tapi bukan untuk ketenaran.
“ok…bisa tidak kamu berpura” menjadi seorang criminal. Bisa tunjukkin acting kamu.
What’ antagonis..huff jauh banget dari karakter aku sehari-sehari’gumamku dalam hati. Tapi ku berusaha semaksimal mungkin beracting. Walaupun sepertinya tidak seindah dan sebagus acting actor dan aktris terkenal. Lima menit kemudian….
“ ok sudah cukup” pria berbadan kurus tiba” menghentikkan aku.
“ Maaf kami tak bisa menerima anda”
“ silahkan anda pergi”
“ Terima kasih banyak “ Ku pun pergi dengan wajahku yang muram. Padahal aku berharap agar aku bisa di terima. Apa salah aku berkata jujur niat aku untuk ikut casting dan menjadi artis itu semua demi uang. Dari pada harus munafik tapi ternyata sama saja niatnya untuk mendapatkan semua itu.
Ketika ku melangkahkan kaki meninggalkan ruangan tersebut ,pria bertopi itu memanggilku.
“ umm saudari Filza “seru pria itu selepas aku meninggalkan ruangan
“ iya…”aku terkejut ternyata dia mengikutiku.
“ Maaf ya.. sebenarnya acting kamu cukup baik. Cuma memang lagi tidak beruntung aja”.
“ ya gpp kok”jawabku lemah
“Tetap berusaha ya”
Entah mengapa tiba” dia mendorong aku untuk terus berjuang dalam dunia hiburan ini.
“iya makasih” seperti baru di pompa ..tiba’ saja aku jadi bersemangat untuk lebih mju lagi. Dia pun pergi meninggalkanku. Sapa dia??Walaupun aku tak sempat mengetahui namanya , tapi aku janji harus bisa menjadi pekerja keras. Dan bisa bayar semua hutang kuliahku .

Bersambung----




7 komentar:

  1. hy wi.. :P
    gw komen disini aja ya,malas di IO :)
    bagus ceritanya..
    gw malah kapok bikin cerber, ujung2nya malah kayak sinet gw bikin..
    soal penulisan seh,bnyak typo nya..penggunaan kata "aku" dan"ku" nya yg gw rasa masih sedikit kurang teat..
    terus juga kayak perpaduan "ku" tadi dengan kalimat, kayak : ku lihat dan kearah ku
    ku disini nggak bisa berdiri sendiri lho..itu mesti digabungin sama kaimatnya..
    sekian,mari sama2 belajar ^_^

    BalasHapus
  2. makasih sayang .....
    aduh..u are the first comentator heheheh
    ya ...u harus semangat juga dunk bikin cerber...
    or cerpen...ntar gw coment juga ..
    punya blog kan wid?

    BalasHapus
  3. hahahaha gw baru liat blog u :)

    kirain..:p

    BalasHapus
  4. kalau cerber seh nggak dulu kayaknya pink,
    yang ada gw ditimpuk sutradara sinet karena memperburuk jln cerita sinet yang memang udh hancur.. #hubungannya?
    :D
    pasti semangat kok pink, cuma mungkin skrg gw lbh konsen ke nulis FF aja,karena lbih simple n gx muter2. sama lagi ikutan2 lomba2 nulis cerpen atw puisi aja..lebih menjanjikan soalnya :D

    BalasHapus
  5. weh...suka ikut lomba juga...
    kasi info dunkk jeunk kalo ada lomba menulis...
    kan bisa ikutan eheehheehe

    Ya sh kadang cerber gitu....
    cuma gw kalo bikin cerpen pasti kepanjangan bs berlembar"...trus kalo di cepetin ceritana bakal ga dapat..jadi gw bkn cerber....eehhehehheh
    kalo puisi bs..tapi kalo ada inspirasi...pas banet bikinna kalo ga mood..bakal ancur tulisanna heheheh

    BalasHapus
  6. sipp...ntar deh kalau ada info lomba2 gw tag in,,gw pikir seh kmrn2 pada gx ada yg berminat..makanya gx gw tag lo atw deden :)

    BalasHapus