Jumat, 14 Oktober 2011

Behind the scene part 2


Lelah juga seharian ikut casting. Bolak balik ngisi formulir dan persyaratan lainnya. Apalagi harus menghabiskan waktu dengan antrian yang begitu panjang. Sebenarnya diriku termasuk yang  beruntung. Jumlah orang yang ikut casting sekitar 50 ,kemudian setelah di seleksi menjadi 25. Dan yang di pilih hanya 10 orang. Sayangnya aku tidak termasuk dalam pilihan seleksi itu. Huff padahal keinginanku besar sekali untuk bisa lolos casting di film tersebut. Selain karena uang juga karena…..Mulai deh khayalanku muncul. Pokoknya aku harus berusaha kelak aku bisa lolos. Yup semangat.

            Siang itu cuaca sangat mendukukng aktivitasku. Langit tampak biru udara sepoi-sepoi menerpa tubuhku. Umm seperti biasa  hari ini aku mencoba mencari-cari informasi dari temanku yang sepupunya sudah menjadi artis terkenal. Mudah-mudahan ada casting hari ini. Ku berjalan melewati halte busway. Lalu lalang antrian busway mulai panjang. Harmoni selalu seperti ini. Sudah menjadi kebiasaan kalo harus mengantri panjang. Hari ini Dina ingin menemuiku di Blok M. Mudah-mudahan ada info casting lagi. Walaupun aku sering di tolak berkali-kali , tapi aku tetap percaya diri untuk mengikuti casting.
            Setelah 1 jam menunggu lama akhirnya busway yang di tunggu tiba. Selalu  Berdesak-desakkan jika ingin memasuki ke busway. Huff  benar-benar perjuangan. Tidak duduk pun tidak masalah bagiku, yang penting bisa masuk.
            Aku berdiri di pojok pintu belakang. Tempat ini yang selalu aku sukai di busway jika aku tidak kebagian tempat duduk. Nyaman dengan hanya menyender pintu dan melihat gedung-gedung bertingkat melalui jendela busway. Ketika melewati shelter setiabudi tiba-tiba handphone ku berbunyi.
“ Hallo za’”terdengar suara Dina di hp ku.
“ ya Din gw lagi di jalan nih , tunggu bentar ya”
“ Oh ga usah za ‘ gw ga jadi ke blok M nih ,ada acara mendadak. Tapi kata sepupu gw ada casting di daerah Jakarta Selatan. Gw sms’in aja ya alamatnya.?”
“ ya Din gpp thanks ya” kututup telfonku .Alhamdulillah ada kesempatan. Mudah-mudahan ini bisa lolos’ harapku dalam hati.
            Akhirnya aku tiba di tempat yang di tuju. Gedungnya lumayan cukup tinggi. Tapi kata Dina castingnya di lantai dua. Lumayan lah tidak begitu sulit di jangkau. Di lantai dua itu kulihat artis kenamaan yang sering muncul di tv ikut juga casting . Umm ternyata seseorang yang sudah terkenal juga tidak putus asa, masih juga sering ikut casting. Kalau begitu juga aku tidak mau kalah. Aku harus bisa.
            “ Filza Ardina ?”tiba-tiba pria tak di kenal muncul di hadapanku.
“ kamu tahu nama aku?”
“ Iya ..”
“darimana anda tahu?”
“ Ya lah  tahu, kamu yang ikut casting di senayan itu kan “
“ Ya benar “
“ Kenalin gw Daffa,  model dari  agency yang kamu ikut casting kemarin”
“ Ouu..model. Ikut casting juga ya kemarin?”
“Oh bukan aku Cuma lagi syuting iklan waktu itu “
“ Umm” aku menganggukan kepalaku.
“Oia…mending kita cari tempat buat ngobrol yuk” Daffa tiba-tiba mengajakku. Padahal aku kan niatnya mau ikut casting.
“ Tapi aku ingin “
“ Ikut casting kan. Ya gw tahu. Castingnya itu masih lama. Umm sekitar jam 5 sorean gitu. Gimana daripada kamu bete disini?”
“ Ya dah deh  daripada harus nunggu 5 jam disini”.Akhirnya aku ikuti ajakan dia.
Daffa , dengan sosok badan tinggi sekitar 175 cm. Bentuk badan yang proposional, cocok lah dengan profesinya  sebagai model. Walaupun sebenarnya aku agak aneh juga. Mengapa dia dengan begitu mudah mengajakku jalan, padahal kan baru kenal. Apalagi aku kan bukan artis atau model seperti dia. Entahlah aku tidak mengerti. Sepanjang jalan di mobil bersama dia. Dia hanya asyik mendengarkan musik rock. Sesekali dia menanyakan asal usul ku . Tapi aku hanya menjawab seperlunya. Sesampainya di tempat yang di tuju aku berubah menjadi bingung.
“ Lho kok ke apartement?”Ku cepat bertanya sebelum mobilnya menuju ketempat parkiran.
“ Ya kan lebih asyik ngobrolnya. “
“ Tapi …. “ belum sempat aku melanjutkan kata…
“ Jangan kuatir ada sepupuku di apartement. Dia model juga.Namanya Alya.”
“ Alya ?”
“ Ya yang ikut casting juga di senayan”
“ Dia sepupumu, model?”
“ Ya..memang kenapa?”
“ Ou…ga. Ga papa”
Jadi Alya sepupunya. Sama sekali Alya tidak cerita kalau dia adalah seorang model. Mengapa harus bohong. Tidak mengerti maksud dia sama sekali. Kalau pun dia ada di apartement Daffa sekarang , kebetulan aku bisa menanyakan  sesuatu padanya.
Huff kamar apartement daffa lantai 20 lagi . Aku paling tidak nyaman kalo harus ke apartement. Masalhnya bayangan negative selalu muncul di otakku jika masuk wilayah apartement. Aishh apa sih aku ini. Inilah akibat keseringan nonton film horror.  
            Hening suasana gedung apartement ini. Sesekali kulihat di sekeliling ruangan kamar apartement yang kulewati. Sepi tak ada satu pun orang yang kujumpai di lift maupun di  lobi.

“ Ini dia kamarku”Daffa membuka kamar apartementnya. Kamar 109  tampak luas ketika kumemasuki ruangannya.
“ Gimana za ?” Tanya daffa .Kumengerti maksudnya itu.
“ Bagus…pasti mahal”
“ Tidak juga” Ucapnya mengedipkan mata padaku.
“Oh ya ..dimana Alya?”Buru-buru aku menanyakan tentang Alya.
“ Dia lagi ada pemotretan za’ bentar lagi juga pulang.”
“ Tenang aja. Duduk aza dulu pasti kamu lelah kan”
Aku langsung duduk di sofa bercorak gold itu.
“Btw mo minum apa nh ?”
“ Apa aza. Yang penting halal.”
 Daffa mengerti apa yang aku curigai. Terlihat jelas di dapur lemarinya terpampang botol minuman keras.
“ Oh jadi kamu lihat juga. Tenang aja itu hanya buat party kok”
Party ….huff dunia artis memang seperti ini. Makanya aku sudah tak kaget lagi. Whatever yang penting aku bukan yang seperti itu.
            Ketika Daffa asyik membuat minuman untukku, aku langsung berjalan pergi menuju balkon. Ingin sekali menghirup udara luar dari lantai atas. Ruangan balkon inilah yang aku sukai. Hummmm hahhh….aku mengela napas panjang dengan udara sepoi-sepoi dan angina bertiup kencang. Dari atas kulihat dibawah taman , disampingnya terdapat lapangan bulutangkis dan voli. Kolam renang pun tak jauh dari tempat olahraga tersebut. Pasti apartement mahal, ucapku lirih.
            “ Za” Terdengar Daffa memanggilku.
“Oh ternyata kamu disini.” Dia pun menghampiriku.
“Suka juga dengan udara luar”
“ Kalau pulang dari syuting aku suka berdiam diri disini dan melihat langit cerah di malam hari.” Ucapnya sambil memberiku minuman jus jeruk.
“ Memangnya sering pulang malam juga “
“ Ya..namanya juga kerja tidak mengenal waktu dan tempat. Terkadang syuting lama dan tempatnya jauh.”
“ Seiap hari?”
“ Tidak juga. Cuma kadang-kadang aja jadwalnya.”
Hingga tak terasa 1 jam aku berbincang dengan dia. Kemudian aku bertanya tentang Alya lagi.
“ Alya?”
“ Ya nih dia lama juga datangnya.”Kemudian dia berpikir sejenak.
“ Kalau ga aku susul dia. Za’ kamu bisa ga disini sebentar.”
“ Maksudnya?”
“ Aku jemput dia , tapi kamu tetap disini.”
“Apa??. Kenapa ga harus berdua?”Tanyaku curiga.
“ Kamu tau sendiri za’ wartawan suka iseng mengambil foto artis. Kamu ga mau ada gossip kan ?”
Terpaksa aku mengiyakan. Walaupun sebenarnya aku agak risih di apartement orang ataupun lama-lama di rumah orang.
“ Tapi jangan lama-lama “
“ Janji ga lama” ucapnya sunguh-sungguh.
Secepat mungkin dia pun mengambil kunci mobilnya. Kuhanya melihat bingung kepergiannya. Seharusnya aku pulang saja kan tidak menjadi was-was gini. Tapi terlambat. Huff…2 menit, 5 menit ,10 menit hingga satu jam akhirnya aku sudah tidak sabar lagi untuk menunggu. Tepat jam satu aku berniat ingin pergi. Kumelangkah cepat keaarah pintu keluar. Sesuatu terjadi…..!!! Kenapa pintunya tidak bisa di buka. Aishh terkunci dari luar. Damn aku terkunci disini.

Bersambung…..






4 komentar:

  1. Cukup penasaran sama ceritanya,,tapi benar nggak ya ceritanya nanti yang ada dipikiran widy.. :)

    BalasHapus
  2. haahahhahah.....
    kayaknya mungkin....hiihiiii
    tapi ini gw sebenarnya ga mau panjang"....
    pengenya amp part 5 wid....tapi ga tau juga c...
    skrg lagi mood bwt nulis...takutnya pas ga mood cerber gw gantung ga ad akhirnya hehhe...
    tapi kali ini gw coba merampungkan :)*semoga cepat selesai heheh

    BalasHapus